Ketika waktu mulai beranak
Tersirat desir semangat menyala
Menatap kilau di ufuk pelangi
Tersenyum mengikuti eak langkah
Tak ada yang memintaku menari
Bersama dirimu paling lamat sekalipun
Seperti gerimis yang taam menggores pasir
Dan mongering dalam hitungan detik
Seribu sungai berpusar dalam perut
Riak gelegak merambah menerang
Berlatihlah adi nahkoda
Menyaingin perahu oleng di tumpuk badai
Ulangan bukit cadas
Mengacung dengan angkuh
Akulah sepenggal kitab riwayat
Ketika detik am melambat
Mencoba menangkap pesan tak sampai di langit
Sementara bumi mengubur auh
Yang pergi ketika sena mengecat luka di hati
Ketika itu aku sendiri tak tahu
Am berapa udara akan pamit dari diriku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar